4 Bank Ini 'Keroyokan' Suntik Rp 1,8 Triliun Proyek Kereta Bandara Soekarno-Hatta

Jakarta -Mayoritas pendanaan proyek Kereta (KRL) Bandara Bandara Soekarno-Hatta yang dibangun patungan antara PT KAI dan PT Angkasa Pura II, akan dibiayai oleh perbankan. Rencananya dari total proyek Rp 2,5 triliun, sebanyak 72% akan menggunakan uang bank.

"Total proyek Rp 2,5 triliun, kurang lebih dari bank Rp 1,8 triliun," kata Direktur Keuangan PT KAI Kurniadi Atmosasmito di Stasiun Gambir Jakarta Pusat, Senin (10/1/2014).


Kurniadi mengatakan harapannya dalam waktu singkat akan ada realisasi sindikasi bank untuk proyek ini. Bank pemberi kredit proyek rencananya antara lain Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI.


"Saya harap bisa minggu depan, dananya tetap dari BRI , Mandiri, BCA, BNI. Ya ini bagi rata," katanya.


Ia mengatakan tenor pinjaman untuk proyek hingga 10 tahun. Dari total kebutuhan dana Rp 2,5 triliun, selain dari bank, sisanya akan dari kas internal PT KAI.


"Jadi kita total proyek uangnya Rp 830 miliar," katanya.


Menurutnya, bila tak ada aral melintang pada pertengahan 2016 kereta bandara sudah bisa beroperasi. Pembangunan konstruksi relatif lebih singkat daripada proses pemesanan dan pembelian kereta.


"Target mungkin di pertengahan 2016, Sebenarnya kita lebih cepat lagi soalnya pembangunan infrastruktur cuma 6 bulan bangunnya, yang lama itu bangun beli keretanya kurang lebih 18 bulan," katanya.


PT Railink, perusahaan patungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Angkasa Pura (AP) II, menargetkan pengoperasian Kereta Rel Listrik (KRL) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dapat dilakukan pada 2016.


Rel kereta listrik ini memiliki panjang lintasan 12 km dari Batu Ceper hingga Bandara Soekarno-Hatta. Kereta ini akan melayani 122 perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Bandara dan sebaliknya.


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!