Dari Rugi Rp 4,5 Triliun, Tambang Bakrie Bisa Untung Rp 160 Miliar

Jakarta -PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat laba bersih US$ 13,3 juta atau sekitar Rp 160 miliar (Rp 12.000/US$) di akhir September 2014. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, tambang Grup Bakrie ini masih mencatat rugi US$ 377,5 juta (Rp 4,5 triliun).

Pendapatan alias omzet perseroan masih turun, gara-gara harga jual batu bara yang masih rendah. Hingga triwulan III-2014 pendapatan Perseroan tercatat turun 17% menjadi US$ 2,19 miliar dari sebelumnya US$ 2,65 miliar.


Selain harga batu bara yang rendah, harga 51% saham KPC juga terus turun sejak 1 Juli 2014. Perusahaan bisa mencetak laba setelah keuntungan bersih atas penjualan 19% saham KPC (Kaltim Prima Coal) kepada CIC (China International Corporation) telah tercatat dalam kinerja periode tersebut.


Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, selama periode Juli-September 2014, kepemilikan saham Perseroan di KPC tercatat 51%, dibandingkan tahun lalu 65%, usai pengalihan 19% saham KPC ke CIC.


"Keuntungan bersih atas penjualan 19% saham KPC kepada CIC telah tercatat," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (21/1/2015).


Konsekuensi dari penjualan saham anak usaha itu beban keuangan dan bunga meningkat, terutama akibat penyelesaian utang CIC dan perpanjangan jangka waktu pinjaman


Bagian rugi bersih entitas asosiasi meningkat menjadi US$ 66,4 juta, dari sebelumnya US$ 24,8 juta tahun lalu, terutama disebabkan adanya kerugian di NNT (Newmont Nusa Tenggara).


Kerugian atas transaksi derivatif menurun tajam menjadi US$ 3,4 juta, dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 94,1 juta berkat proses penyelesaian utang CIC.


Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham BUMI turun 3 poin (2,94%) ke level Rp 99 per lembar. Saham BUMI nyaris jatuh ke titik terendahnya awal tahun lalu.


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com