Pendapatan alias omzet perseroan masih turun, gara-gara harga jual batu bara yang masih rendah. Hingga triwulan III-2014 pendapatan Perseroan tercatat turun 17% menjadi US$ 2,19 miliar dari sebelumnya US$ 2,65 miliar.
Selain harga batu bara yang rendah, harga 51% saham KPC juga terus turun sejak 1 Juli 2014. Perusahaan bisa mencetak laba setelah keuntungan bersih atas penjualan 19% saham KPC (Kaltim Prima Coal) kepada CIC (China International Corporation) telah tercatat dalam kinerja periode tersebut.
Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, selama periode Juli-September 2014, kepemilikan saham Perseroan di KPC tercatat 51%, dibandingkan tahun lalu 65%, usai pengalihan 19% saham KPC ke CIC.
"Keuntungan bersih atas penjualan 19% saham KPC kepada CIC telah tercatat," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (21/1/2015).
Konsekuensi dari penjualan saham anak usaha itu beban keuangan dan bunga meningkat, terutama akibat penyelesaian utang CIC dan perpanjangan jangka waktu pinjaman
Bagian rugi bersih entitas asosiasi meningkat menjadi US$ 66,4 juta, dari sebelumnya US$ 24,8 juta tahun lalu, terutama disebabkan adanya kerugian di NNT (Newmont Nusa Tenggara).
Kerugian atas transaksi derivatif menurun tajam menjadi US$ 3,4 juta, dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 94,1 juta berkat proses penyelesaian utang CIC.
Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham BUMI turun 3 poin (2,94%) ke level Rp 99 per lembar. Saham BUMI nyaris jatuh ke titik terendahnya awal tahun lalu.
(ang/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com