Seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/1/215), kucuran dana ini diberikan untuk menyelamatkan ekonomi zona Eropa yang sudah ketar-ketir dalam beberapa tahun terakhir. Stimulus diberikan dengan cara membeli surat utang negara dan korporasi maksimal 50 miliar euro (Rp 750 triliun) per bulan sampai akhir 2016.
Nilai pembelian obligasi ini dua kali lipat lebih tinggi dari perkiraan para pelaku pasar. ECB berharap dengan adanya pembelian obligasi ini bisa memberikan lebih banyak likuiditas bagi negara-negara Uni Eropa.
Dengan cairnya likuiditas maka perbankan bisa memberikan kredit lebih banyak lagi. Kredit ini bisa dipakai oleh para pelaku usaha untuk mengembangkan atau membuka bisnis baru.
Strategi seperti ini sudah berhasil dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), waktu itu dilakukan sejak 2008 dan berakhir 2014. Inggris dan Jepang juga punya program stimulus yang sama.
(ang/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
