Ada Kisruh KPK-Polri, Ekonomi Indonesia Masih Stabil

Jakarta -Kisruh yang terjadi antara KPK dan Polri tak membuat ekonomi Indonesia terganggu. Pasalnya, ekonomi Indonesia kini sedang bergairah karena dampak dari kebijakan eknomi bank sentral Eropa.

Kepala Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan menuturkan, saat ini, bank sentral Eropa (ECB) tengah melakukan kebijakan quantitative easing, dengan menyuntikkan 60 miliar euro tiap bulan untuk memborong obligasi, sehingga itu berdampak pada membaiknya perekonomian global termasuk Indonesia.


"Untung kejadiannya di saat perkembangan global lagi positif, dalam arti kata bank sentral eropa baru melakuka kebijakan QE. itu membantu memperbaiki keadaan likuiditas makanya rupiah menguat. makanya bursa saham IHGS itu menguat," kata Fauzi kepada detikFinance, Minggu (25/1/2014).


Sehingga menurut Fauzi, kekisruhan politik yang terjadi sekarang ini tidak terlalu menganggu perekonomian di Indonesia. Selain itu, pemerintah pun baru saja melakukan kebijakan yang membawa ekonomi di Indonesia menjadi lebih baik yaitu mencabut subsidi BBM.


"Fleksibilitas fiskal juga sangat tinggi, APBN ini terbaik dalam sejarah karena tak dibebani subsidi BBM," tambahnya.


Dikatakan Fauzi, begitu juga dengan kondisi investor. Menurutnya, investor sekarang tidak terlalu menghiraukan adanya kisruh politik. Mereka saat ini lebih menekankan pada kondisi ekonomi di Indonesia.


"Kecuali kalau sampai ada reshuffle kabinet. Itu mereka akan lebih melihat," tuturnya.


Dia menuturkan, masalah politik di Indonesia tidak cukup menyalip faktor global ekonomi yang sedang membaik


"Lain dengan tingkat kekisruhan seperti di Eropa, Venezuela, atau kisruh teroris itu beda, akan lebih menggigit," katanya.


(zul/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com