Bandingkan dengan Indonesia, berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, panjang tol yang beroperasi di Indonesia kurang lebih mencapai 820,2 Km.
Duta Besar Indonesia untuk China, Sugeng Raharjo menjelaskan selain AS dan negara lainnya, proyek infrastruktur seperti jalan dan kereta api di China mengalahkan negara lain seperti Indonesia, bahkan Jepang.
"Mereka konsentrasi di pembangunan infrastruktur, jalan tol 85.000 km kedua terpanjang setelah AS. Lalu 19.000 km railway high speed, artinya 10 kali lebih panjang dibanding Jepang. Bandara internasional hampir di semua kota, begitu juga dengan pelabuhannya," kata Sugeng di acara Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional (KP3MN), Hotel JW Marriott, Surabaya, Jatim, Rabu (15/4/2015).
China juga punya transaksi perdagangan yang sangat baik. Dalam perdagangan ekspor, tahun 2014 China mencatatkan transaksi sekitar US$ 2,3 triliun, sedangkan impor yang dilakukan nilainya US$ 1,96 triliun. Artinya, China mencatatkan surplus US$ 350 miliar dalam kinerja perdagangan ekspor impor.
"Pasarnya 1,4 miliar orang, Tenaga kerja 709 juta orang. Kemajuan mereka harusnya punya dampak positif bagi Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, beberapa faktor penyebab majunya China terutama di bidang perekonomian adalah adanya sinergi yang baik dari berbagai pemangku kepentingan. Di level pemerintah, pusat dan daerah menurutnya punya visi yang sama untuk melakukan pembangunan.
Contohnya saja di bidang investasi dan pembangunan infrastruktur, sangat jarang terjadi persoalan pembebasan lahan di China. Kondisi yang jauh berbeda dengan Indonesia, masalah pembebasan lahan masih menjadi persoalan besar.
"Semua stakeholder harusnya melangkah sama, memiliki visi sama untuk menarik investasi ke Indonesia. Sehingga proyek infrastruktur bisa bergulir di Indoensia," paparnya.
"Contoh, tiap provinsi di Tiongkok melakukan investasi. Begitu masuk ke daerah di Tiongkok, tanah diberikan, kemudahan diberikan, ini sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Indonesia. Ini contoh kenapa dia bisa maju dengan cepat," tegas Sugeng.
(zul/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
