Sudah lebih dari 3 tahun Chandri bergelut di dunia pelayaran. Kini, dia mengendarai cruise atau kapal pesiar milik perusahaan tempat ia bekerja. Namun jangan salah, di pekerjaannya yang dulu Chandri mengoperasikan kapal pengangkut kontainer yang berbasis di Kalimantan.
"Kami belajar di sekolah pelayaran. Sudah 3 tahun saya bekerja jadi nakhoda," kata perempuan berumur 24 tahun ini kala berbincang dengan detikFinance di perjalanan dari Surabaya menuju Gresik, Senin (13/4/2015).
Wanita berparas manis tersebut sangat terampil mengemudikan kapal pesiar berkapasitas 30 penumpang ini. Sambil mengiris gelombang di perairan Selat Madura, meski malu-malu, ibu satu putra ini menyempatkan diri berbincang mengenai pekerjaannya.
Ada kisah menarik yang menyebabkan dia 'turun kasta' menjadi nahkoda kapal kecil setelah sebelumnya terampil mengemudikan kapal kontainer. Chandri berkisah, dirinya seolah trauma setelah kapalnya dihantam gelombang besar di Samudera Hindia, tahun lalu.
"Pernah ngalamin ombak besar, pas cuaca buruk," kenangnya.
Waktu itu, lanjut Chandri, dia tengah berlayar di perairan Tanjung Moni, di Flores. Dia tak menyangka cuaca buruk menghadangnya saat berlayar. Badai saat itu sampai membuat kapal terombang-ambing. Ini merupakan badai paling parah selama pengalamannya mengemudikan kapal.
"Hampir tenggelam. Kita nggak tahu kalau akan ada badai. Setelah itu, saya memutuskan untuk pindah ke sini (kapal kecil)," kata wanita asal Jawa Tengah ini.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani yang menumpang kapalnya dari pelabuhan Teluk Lamong menuju kawasan industri JIIPE di Gresik pun kaget. Ternyata kapal yang dinaikinya dikendarai oleh seorang wanita.
"Saya baru kali ini dinakhodai sama wanita," sebut Franky.
(zul/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
