15 BUMN Indonesia Bakal 'Bedol Desa' ke Myanmar

Jakarta - Sebanyak 15 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia akan menjajaki dan melebarkan sayapnya ke Myanmar. Apa alasan kuat di balik masuknya perusahaan pelat merah ke Myanmar?

Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN Gatot Trihargo menuturkan, Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta BUMN menangkap peluang bisnis yang besar di Myanmar. Selain itu, secara historis hubungan Myanmar dan Indonesia terbilang sangat erat, sehingga perlu adanya bentuk nyata untuk membangun hubungan di sektor bisnis.


Hal ini tentunya harus diawali melalui pertemuan kedua pemerintah sebagai dasar melakukan aksi korporasi pelat merah, meskipun beberapa BUMN telah masuk ke Myanmar.


"Sebelumnya Pak Dahlan minta ada peluang besar di Myanmar sebagai teman Asia zaman Bung Karno. Wika (Wijaya Karya) dan Semen Gresik sudah masuk. Pertamina sudah masuk melalui Singapura. Pertemuan nanti lebih banyak G2G (pertemuan antar pemerintah). BNI sebagai koordinasi bank lokal. Kita membuat kantor yang dikoordinasi BNI, Wika, dan Pertamina," tutur Gatot usai rapim Kementerian BUMN di kantor Pusat PT PNM, Jakarta, Selasa (26/3/2013).


Gatot menuturkan, pekan depan delegasi pemerintah Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa akan bertandang bersama 15 BUMN bertemu pemerintah Myanmar untuk mempererat hubungan ekonomi dan bisnis antar dua negara. Setidaknya 15 BUMN besar siap menancapkan kakinya di Myanmar.


"PLN, Pupuk Indonesia Holding, Semen Indonesia, Pertamina, Wika, PTBA (Bukit Asam), Antam, Timah, GMF (Garuda Maintenance Facilities), PT DI (Dirgantara Indonesia) rencana mereka satu skuadron, Bulog, Telkom ikut tender seluler, BNI," tambahnya.


(feb/dnl)