Meski Dibangun Rusun, 1.700 Pedagang di Pasar Rumput Tak Digusur

Jakarta - Pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta berencana membangun rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Pedagang di pasar tersebut tidak akan digusur.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Senin (25/3/2013).


"Pasarnya tetap ada, kemudian ada rusun di atasnya," ujar Djangga.


Dia mengatakan, saat ini pembangunan rusun tersebut masih dalam proses birokrasi. Tanah di Pasar Rumput sudah diserahkan PD Pasar Jaya ke Pemda dan akan diproses. Pihak PD Pasar Jaya telah mengirimkan surat kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) untuk pengurusan lahan seluas 2 hektar tersebut.


"Jadi kami sudah menyerahkan surat ke Pemda, penyerahan kembali aset ke Pemda. Ada 1.700 tempa usaha di situ," kata Djangga.


Sejak Oktober, Djangga mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan surat ke Pemda soal kesediaan pembangunan rusun. Saat ini sedang dalam proses administrasi di BPKD. "Prinsip kita yang penting pedagang Pasar Rumpat dapat tertampung semua," imbuh Djangga.


Sebelumnya, diketahui lokasi yang akan digunakan untuk membangun Rusunawa, terang Menpera, ada di tiga lokasi yakni di daerah Jatinegara, Pasar Minggu dan Pasar Rumput. Masing-masing Rusunawa nantinya dibangun 24 lantai dan bisa menampung sekitar 2.000 hingga 6.000 orang. Adapun anggaran yang untuk membangun Rusunawa tersebut sekitar Rp 600 miliar.


Lebih lanjut, target pemanfaatan Rusunawa tersebut dikhususkan bagi masyarakat miskin yang belum memiliki rumah. Jadi ke depan Rusunawa ini tidak bisa menjadi hak milik perseorangan.


Terkait dengan tarif sewa yang harus dibayarkan oleh para penghuni, Menpera menjelaskan, diperkirakan hanya sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per bulan. Pemerintah pusat juga akan berupaya agar fasilitas pendukung bisa membantu masyarakat yang tinggal di Rusunawa tersebut.


(dnl/hen)