Pencuri Minyak di Tempino-Plaju Sumatera Bersenjatakan M16

Jakarta - PT Pertamina EP menduga ada keterlibatan oknum TNI dan Polri terhadap maraknya kasus pencurian minyak mentahnya disepanjang pipa Tempino-Plaju Sumatera Selatan.

Dikatakan Vice President Legal & Relation PT Pertamina EP Aji Prayudi, ada dugaan pencurian minyak yang terus terjadi selama ini di Tempino-Plaju dibekingi oknum aparat penegak hukum.


"Pasalnya pencurinya juga menggunakan senjara organik sekelas M16, kita pernah ada buktinya berupa foto-foto kegiatan yang mereka lakukan," ucap Aji ketika menggelar rapat dengan Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Kantor Pertamina EP & PHE, di Jakarta, Rabu (20/3/2013).


Dikatakan Aji, dengan menggunakan senjata M16 tentu saja membuat tim gabungan yang di dalamnya juga ada Polisi dan TNI terpukul mundur karena selain pencurinya banyak lebih dari 50 orang dan bersenjata.


"Kita sampai kabur, bahkan mobil patroli kita, kita tinggal, lari, banyak sekali pencurinya, itu seperti penjarahan," ungkapnya.


Atas kejadian yang sudah berlangsung bertahun-tahun tersebut, saat ini pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Barharkam Polri.


"Kita sudah kerjasama dengan Barharkam Polri pada 13 Maret 2013, dana yang kita siapkan Rp 2 miliar per bulan, untuk membangun pos-pos patroli di daerah pipa yang rawan pencurian dan kebutuhan lainnya," ucap Aji.


Rp 2 miliar per bulan kata Aji memang besar hanya untuk mengamankan distribusi minyak mentah, tapi dari pada tiap harinya sampai saat ini Pertamina EP kehilangan 1.000 barel per hari.


"itu nilai 1.000 barel per hari kalau harga minyaknya rata-rata US$ 100 per barel sama dengan Rp 1 miliar kita kecurian, kalau dihitung sebulan Rp 30 miliar, keluarkan biaya Rp 2 miliar tapi yang bisa diselamatkan jauh lebih besar," ungkapnya lagi.


(rrd/dru)