Hatta Sebut Negara Menengah Tak Bisa Maju Karena Gagal Mandiri Pangan

Jakarta - Kegagalan melakukan kemandirian pangan menjadi salah satu penyebab negara berpendapatan menengah sulit menjadi negara maju. Ini menjadi fenomena yang sering terjadi di dunia.

Demikian dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai membuka pameran Agrinex di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (5/04/2013).


"Di dalam pertemuan G20 saya mendapatkan pencerahan dari Robert Juliet bahwa terjadi fenomena kegagalan negara berpendapatan menengah menjadi negara maju disebabkan kegagalan kemandirian pangan, infrastruktur dan investasi. Dari tahun 1960 negara berpendapatan rendah hanya 13 negara yang menjadi maju pada 2008," ujar Hatta.


Ia menambahkan, sektor pangan atau pertanian selama ini memberikan sumbangan 15% PDB Indonesia. Namun sayangnya sektor pangan di Indonesia belum tereksplorasi secara optimal sehingga belum bisa menyumbang banyak pada PDB Indonesia.


"Trend negara dengan pendapatan sedang adalah meningkatnya daya beli atau konsumsi makanan dan minuman. Dari sisi bisnis, ini jelas peluang yang sangat potensial, yang bila kita tidak cepat mengambilnya akan diisi investor asing," imbuhnya


Lebih lanjut Hatta mengatakan, untuk meningkatkan daya saingnya diperlukan inovasi dan teknologi dalam mengambil peluang bisnis tersebut.


Di tempat yang sama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr. Ir. Herry Suhardiyanto mengatakan, ada lima langkah upaya memperbaiki sektor pertanian dalam menyelesaikan berbagai persoalan pangan, energi, air, dan lingkungan. "Ada lima langkah dalam menjadikan pertanian sebagai arus utama pembangunan nasional," katanya.


Lima langkah itu diantaranya:



  1. Pengembangan varietas tanaman pangan pokok,

  2. Pengembangan industri pangan berbasis hulu dan hilir di desa,

  3. Eksplorasi laut yang bijaksana,

  4. Pengembangan bioenergi terpadukan dan berkelanjutan dan pengembangan inovasi infrastruktur,

  5. Perbankan dan lembaga keuangan.


(wij/dnl)