Saingi Telkom, George Soros Juga Incar Bisnis Telekomunikasi Myanmar

New York - Sebuah perusahaan keuangan dan investasi milik miliuner George Soros ikut dalam tender untuk mendapatkan lisensi telekomunikasi di Myanmar. Perusahaan Soros ini masuk melalui sebuah konsorsium.

Adalah Quantum Strategic Partners, perusahaan milik Soros Fund Management yang ikut dalam tender telekomunikasi di Myanmar bersama Digicel Group Limited dan YSH Finance.


"Liberalisasi pasar telekomunikasi di Myanmar akan menjadi stimulus penting bagi ekonomi di negara tersebut," ujar Soros dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Jumat (5/4/2013).


Namun juru bicara Soros menolak untuk berkomentar lebih jauh. Soros yang merupakan miliuner berdarah Hungaria-AS ini memang telah lama menunggu adanya reformasi politik di Myanmar.


Saat ini Myanmar memiliki populasi 55 juta jiwa. Namun penetrasi bisnis telepon selular hanya 10%. "Ini merupakan peluang bisnis besar. Kami mencari proyek-proyek investasi antara US$ 1,5-2 miliar," kata juru bicara Digicel Antonia Graham.


Tender proyek telekomunikasi di Myanmar akan dibuka mulai 11 April, dan pengumumannya akan dibuka 27 Juni 2013. Selama ini, yayasan-yayasan Soros sudah lama berada di Myanmar. Sejak berakhirnya orde militer di Myanmar pada 2011, negara ini membuka diri secara ekonomi kepada dunia luar.


Beberapa hari lalu, Menko Perekonomian Indonesia Hatta Rajasa membawa 15 BUMN ke Myanmar untuk menjajaki bisnis. Salah satunya adalah PT Telkom Tbk yang juga tengah mengikuti proses tender internasional pengembangan proyek telekomunikasi di Myanmar. Proyek ini bernilai US$ 2 miliar atau Rp 19 triliun.


Bisnis telekomunikasi khususnya selular sangat menjanjikan di Myanmar. Bayangkan saat ini, satu chip kartu perdana untuk ponsel harganya 200.000 kyatt atau setara Rp 2 juta.


(dnl/ang)