Bank DKI Gencar Ekspansi ke Daerah

Jakarta - Bank DKI berambisi untuk menjadi bank umum berskala nasional. Perseroan terus memperluas ekspansi usahanya ke beberapa wilayah di Indonesia.

Kali ini, Bank DKI akan mengembangkan kantor cabangnya sampai Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Ke depan, Bank DKI juga akan membuka kantor cabang di wilayah Sumatera Selatan, Sulawesi dan Riau.


Demikian dikatakan Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono saat pembukaan acara pekan olahraga dan seni menyambut HUT-52 tahun Bank DKI, di Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, Minggu (7/4/2013).


Ia mengatakan, pihaknya saat ini sudah menyiapkan sejumlah strategi seperti lebih gencar untuk merealisasikan target tersebut.


Sejak Maret hingga saat ini, Bank DKI telah membuka dua jaringan kantor di luar daerah, yakni di Solo dan Bandung. Sebelumnya, Bank DKI membuka jaringan kantornya di Surabaya.


"Kami melihat ada peluang ekspansi bisnis di luar wilayah DKI Jakarta. Oleh karenanya, kami memutuskan membuka jaringan kantor di sejumlah daerah," kata Eko.


Sementara itu, Direktur Operasional Bank DKI Martono Soeprapto mengatakan, ekspansi jaringan kantor berpeluang mengerek rasio net interest margin (NIM) sekaligus menurunkan rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO).


Selain ekspansi jaringan, Bank DKI juga giat meningkatkan kinerja dan mengejar rasio keuangan yang terus tumbuh.


Sampai dengan triwulan I/2013, Bank DKI telah membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 212 miliar atau mencapai 27% terhadap target hingga akhir tahun perseroan menargetkan Rp 782 miliar atau tumbuh 73% dibandingkan dengan realisasi 2012 sebesar Rp 450 miliar.


Hingga akhir 2012, aset yang dimiliki Bank DKI mencapai Rp 27 triliun naik 36,5% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 19,5 triliun dengan keuntungan bersih (setelah pajak) mencapai Rp 339 miliar atau naik 12,6% dari Rp 301 miliar pada tahun 2011. Rasio net interest margin (NIM) Bank DKI tahun lalu mencapai Rp 1,2 triliun naik 30,5% dari periode tahun sebelumnya Rp 925 miliar.


(hen/hen)