Ini 4 Strategi Dirut KAI Untuk Bisa Layani Banyak Penumpang KRL

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berjanji transportasi kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek terus berubah sesuai zaman, serta meningkatkan kapasitas penumpangnya.

Direktur Utama KAI Ignasius Jonan menyatakan, KRL Jabodetabek akan memasuki era modernisasi pelayanan untuk mencapai angkutan sekitar 1,2 juta penumpang per hari di 2018.


"Pada saat ini kapasitas angkut KRL Jabodetabek mencapai sekitar 550 ribu penumpang per hari, dan akan bertumbuh sekitar 20% per tahun mulai tahun ini," ujar Jonan kepada detikFinance, Sabtu (6/4/2013).


Jonan mengatakan, ada 4 cara yang telah dan sedang dilakukan KAI agar jumlah kapasitas penumpang KRL Jabodetabek bisa melayani makin banyaknya penumpang KRL. Adapun 4 cara tersebut adalah:



  1. Sterilisasi peron dan halaman stasiun, sehingga kapasitas peron dan parkiran dalam menampung kebutuhan penumpang meningkat.

  2. Mengelola perparkiran dengan profesional.

  3. Mengoperasikan pintu elektronik atau e-Gate dan kartu elektronik pengganti karcis konvesional, sehingga proses penumpang berinteraksi dapat lebih cepat dan mengurangi kebocoran.

  4. Menerapkan tarif parsial demi memenuhi keadilan bahwa penumpang jarak jauh dan dekat berbeda membayar karcisnya.


"Pengelolaan KRL Jabodetabek harus berubah menjadi lebih memenuhi tuntutan pelanggan, tuntutan masyarakat dengan baik dan benar," kata Jonan.

Apa bisa semua diterapkan bersamaan dalam waktu dekat ini? Jonan mengatakan, 4 strategi tersebut semua harus bisa berjalan dengan sempurna selambatnya 1 Juni 2013.


Sementara untuk KRL ekonomi yang sudah tidak layak dan tidak aman bagi penumpang, Jonan mengatakan, sebagaimana telah dicanangkan KAI selama 4 tahun belakangan ini, keselamatan dan keamanan adalah yang paling penting, jauh di atas segala pernak-pernik layanan lainnya.


"Kami akan tetap menarik semua kereta apapun jenisnya dari dinasan, apabila kami menilai tidak layak dari sisi keselamatan maupun keamanan. Sekali lagi, lebih baik tidak berangkat daripada tidak pernah tiba!" tegas Jonan.


Dikatakan Jonan, satu upaya besar yang harus dilakukan KAI adalah mempertahankan, bahkan meningkatkan kapasitas angkut dengan tetap menjamin keselamatan dan keamanan penumpang. "Ini tugas operator seperti kami, mengganti kereta yang tidak layak dengan yang lebih layak bagi angkutan manusia maupun angkutan barang," kata Jonan.


"Saya sendiri telah turun tangan membantu terlaksananya program di atas dan akan terus membantu seluruh perangkat yang terkait untuk merealisasikannya," tutupnya.


(dnl/dnl)