Larang Mobil Pribadi Pakai BBM Subsidi, Ngapain Subsidi Orang Kaya

Jakarta - Saat ini jumlah mobil pribadi di Indonesia mencapai sekitar 10,5 juta unit, dan tiap tahun bisa bertambah 1 juta unit. Sebagian besar mereka menggunakan BBM subsidi, meskipun tidak berhak. Pemerintah harus berani melarang mobil pribadi menggunakan BBM subsidi.

Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Raden Pardede mengatakan, subsidi BBM ratusan triliun rupiah sudah salah sasaran. Karena yang menikmatinya adalah pemilik 10,5 juta mobil pribadi, dan bahkan ditambah 170 ribu unit mobil dinas.


"Mobil plat hitam itu sebenarnya tidak perlu disubsidi, apalagi jumlahnya begitu banyak. Jadi di masyarakat kita, pemilik mobil pribadi bisa dikategorikan kaya dan sanggup (tanpa subsidi). Jadi ngapain disubsidi," kata Raden kepada detikFinance, Sabtu (6/4/2013).


Dikatakan Raden, untuk mobil berplat kuning masih perlu disubsidi, karena bukan untuk kepentingan pribadi. Kebijakan pelarangan mobil pribadi menggunakan BBM subsidi ini, ujar Raden, paling minimum dampaknya terhadap inflasi.


"Karena setiap yang punya mobil akan sanggup (beli BBM non subsidi), paling mereka mengeluh di awal. Tapi dampak ke inflasi kecil, dan tidak memberatkan orang miskin dan pasti lebih sasaran," kata Raden.


Atau ada opsi kedua adalah menaikkan harga BBM subsidi. Kebijakan ini bisa dilakukan secara perlahan dan bertahap, apakah Rp 500/liter terlebih dahulu. "Tapi harus ditambah program perlindungan ke orang miskin. Namun kebijakan ini pasti ada dampak ke inflasi," kata Raden.


Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah mengkaji beberapa opsi untuk menekan anggaran subsidi BBM. Beberapa opsi yang dibahas adalah larangan mobil pribadi menggunakan bensin subsidi, lalu menjual produk BBM baru Ron 90 atau premix, dan terakhir adalah kenaikan harga.


Mana yang paling pas menurut anda?


(dnl/dnl)