Penyalahgunaan BBM Subsidi di Samarinda Dicurigai Melibatkan Oknum di SPBU

Samarinda - Warga Samarinda menduga adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi sehingga mengakibatkan kelangkaan di SPBU. Kecurigaan itu dijawab oleh Pemkot Samarinda saat sidak ke SPBU, Jumat (12/4/2013) malam.

Antrean panjang setiap hari di SPBU yang berada di Jl Kadrie Oening misalnya, bukan tanpa pengamatan masyarakat. Antrean kendaraan yang memakan lebar badan jalan baik pagi hingga malam hari, bahkan saat SPBU tutup pun, kerap menimbulkan kemacetan.


"Kami di sini mengamati, bukan diam saja. Terutama malam hari, kok ada saja supir yang sampai menginap di dalam mobil, menunggu SPBU buka jam 6.30 WITA," kata warga Jl Kadrie Oening, Ikhsan, kepada detikcom, Sabtu (13/4/2013).


Yang kerap kali menimbulkan pertanyaan warga, hampir setiap hari, patroli kepolisian dilakukan di Jl Kadrie Oening yang diyakini patroli tersebut adalah patroli kamtibmas, saat malam hingga dinihari.


"Kok patrolinya lewat-lewat saja, tidak ada yang menyinggahi. Karena aparat (kepolisian) bisa bertanya dan curiga, antrean mobil setiap malam di SPBU ini. Lha ini kan sudah sebulan lebih," ujar Iksan.


"Sampai dengan Pak Wakil Wali Kota, akhirnya menemukan sendiri, melihat sendiri bersama-sama adanya tanki-tanki modifikasi supaya bisa memuat lebih banyak solar. Mobil pribadi saya pakai solar. Saya ini tinggal di sini, nah saya malah susah beli solar di SPBU," timpal warga setempat lainnya, Syamsu Nur Farid.


Menanggapi itu, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail menyerahkan sepenuhnya tindakan hukum berikutnya yang akan diambil pihak kepolisian. Meski begitu, Nusyirwan Ismail mengakui, keluhan masyarakat terkait persoalan BBM tidak jarang dia terima baik melalui telepon selularnya maupun pengaduan yang diterima Pemkot Samarinda.


"Dari temuan fakta ini, mereka ini menjual ke industri karena perbedaan harga tinggi dari subsidi dan non subsidi. Memang, keuntungan menggiurkan karena sehari kalau bisa membeli dan mengangkut 1 ton BBM solar subsidi, bisa untung Rp 2 juta," sebut Nusyirwan.


"Juga dari temuan kita sejak Jumat malam sampai pagi ini, truk-truk yang mengantre panjang di SPBU Jl PM Noor, ternyata juga banyak dari luar Samarinda. Ada yang truknya digunakan di Wahau (Kabupaten Kutai Timur) tapi beli solarnya di Samarinda karena sulit solar di sana (Wahau)," ujar Nusyirwan.


"Hasil sidak kita di lapangan ini, jelas merugikan masyarakat yang sebenarnya lebih berhak untuk menggunakan solar subsidi, Ini patut diduga kuat, ada permainan operator SPBU dengan pemilik mobil tanki modifikasi. Tidak mungkin tidak tahu kalau pembeli jelas melebihi kapasitas tanki. SPBU seperti ini, tidak menutup kemungkinan izin usahanya kita rekomendasikan untuk dicabut," tutup Nusyirwan.


Seperti diberitakan, Pemkot Samarinda yang dipimpin Nusyirwan beserta jajarannya, menyidak SPBU di Jl Kadrie Oening pada Jumat (12/4/2013) malam hingga Sabtu (13/4/2013) dinihari. Belasan mobil dipergoki memilik tanki modifikasi untuk menampung solar subsidi secara tidak wajar. Setiap hari, mobil berkapasitas rata-rata 1.000 liter solar itu berkeliling ke SPBU untuk memenuhi kapasitas tanki. Solar subsidi itu kemudian dijual ke industri.


(ang/ang)