Wakil Wali Kota Samarinda Pergoki 15 Mobil Diduga Penyelundup Solar Subsidi

Samarinda - Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail memergoki 15 unit kendaraan roda empat sedang mengantre pengisian solar subsidi, saat sidak ke SPBU, Jumat (12/4/2013) malam. Sang sopir kendaraan melarikan diri.

Tim gabungan Pemkot Samarinda yang dipimpin Nusyirwan bersama jajaran Satpol PP Kota Samarinda serta Dinas Pertambangan dan Energi, menyidak SPBU mulai pukul 23.20 WITA. Sidak awalnya hanya ingin mengetahui lebih dekat keluhan sopir kendaraan yang sulit mendapatkan solar di SPBU.


Di SPBU No 64-75113 Jl Kadrie Oening, meski tidak beroperasi, namun terjadi antrean roda empat hingga di jalur masuk SPBU. Setelah diselidiki, belakangan keseluruhan mobil telah dimodifikasi agar menampung solar lebih dari kapasitas standar.


"Ini temuan mengejutkan, kita temukan fakta. Ternyata, informasi masyarakat yang masuk ke Pemkot Samarinda, juga yang masuk ke telepon selular saya, bisa kita buktikan di lapangan," kata Nusyirwan kepada wartawan di lokasi SPBU tersebut.


Modifikasi tanki bahan bakar di setiap mobil, baik mobil biasa, maupun jenis pick up, terbentuk sangat rapih dan profesional. Selain modifikasi tanki, mobil tersebut juga berupaya mengelabui petugas dengan memasang kaca gelap hingga mengaburkan pelat nomor polisi.


"Banyak modus yang dilakukan para supir. Ini luar biasa, dari malam hingga pagi sudah antre dengan mengelabui. Ternyata jam 8-jam 9 pagi sudah habis. Ternyata kita temukan ini, rata-rata tanki berkapasitas 1.000 liter," sebut Nusyirwan.


Lebih jauh Nusyirwan mengatakan, dari aduan dan informasi masyarakat yang dia terima, belasan mobil ini menyelundupkan BBM solar bersubsidi untuk keperluan industri lantaran perbedaan harga yang cukup tinggi.


"Solar subsidi ini dikumpulkan untuk ke industri Rp 4.500 perliter harga subsidi, harga non subsidi Rp 10.000-an perliter. Jadi, harga solar subsidi dijual mereka Rp 7 ribu dan 8 sibu untuk industri. Ini sudah sangat parah," tegasnya.


"Setiap hari, mereka ini mampu mendapatkan 1.000 liter, berkelling dari SPBU di Jl Kadrie Oening, kemudian ke SPBU lainnya. Ini yang membuat antrean panjang solar di Samarinda dan langka karena jam 8-9 pagi, SPBU sudah tutup," tambahnya.


Di lokasi, Nusyirwan dan jajarannya, langsung menelepon kepolisian untuk menindaklanjuti temuan ini. Memasuki Sabtu (13/4/2013) dinihari, Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Feby DP Hutagalung, Kasat Intelkam Kompol Eko hingga Kapolsek Samarinda Ulu Kompol Yos Salata tiba di lokasi. Meski temuan itu berada di sekitar SPBU di tengah kota, para perwira kepolisian itu mengaku terkejut.


Sementara Elham, salah seorang supir pengantre yang kedapatan tertidur di dalam mobil dengan tanki modifikasinya, mengaku bahwa SPBU tersebut memberi jatah 50 liter solar persekali pengisian.


"Kapasitasnya hanya 33 liter untuk Kijang Diesel," aku Elham.


"Ini sudah sebulan lebih antrean ini, begini terus. Antre dari malam, pagi harinya baru mengisi waktu SPBU buka. Membuat macet. Kenapa baru sekarang, kemana polisi," celetuk warga di sekitar SPBU.


Masing-masing mobil bertanki bahan bakar modifikasi diantaranya bernomor polisi KT 8116 BL, KT 1741 M, KT 1644 AM (pelat nomor polisi Balikpapan serta KT 8154 CB (pelat nomor polisi wilayah Kutai Kartanegara) tengah dalam penanganan kepolisian.


Usai menyerahkan penanganan temuan mendadak di lapangan itu kepada kepolisian, Nusyirwan kemudian melanjutkan sidaknya ke SPBU No 64.751.10 di Jl Pangeran Suryanata, ruas poros Jl Samarinda-Tenggarong dan SPBU di Jl PM Noor, namun tidak menemukan kecurangan.


Meski begitu, di SPBU Jl PM Noor, Nusyirwan hanya menemukan antrean truk berbadan besar yang setiap malam harus menginap di kendaraannya untuk mendapatkan solar subsidi.


(ang/ang)