"Kalau 10% dari total kebutuhan kedelai nasional itu dikuasai Bulog, maka Bulog punya kemampuan untuk penetrasi pasar. Sekarang kita bicara hanya himbauan saja. Dia itu punya Perpres kedelai dan Permendag stabilisasi harga kedelai dan sudah diberikan izin untuk impor juga. Kita tidak ingin Bulog seperti dulu yang hanya Bulog bisa kuasai pasar. Jadi tidak seperti itu karena bisa timbul monopoli. Tetapi pemerintah juga memerlukan Bulog sebagai instrumennya," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan saat ditemui di Gedung Bulog Divre Kelapa Gading, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Menurutnya bila Bulog bisa memegang dan menguasai 10% setiap bulan kebutuhan kedelai nasional sebanyak 250.000 ton maka harga akan aman. Sehingga ketika harga kedelai naik, Bulog bisa operasi pasar.
"Sekarang mau operasi pasar bagaimana? Sekarang Bulog nggak punya kedelai," cetusnya.
Rusman juga mengeluh terhadap pemberitaan yang menyangkut masalah kedelai. Kementeriannya sering kali disalahkan karena tidak mampu memproduksi kedelai lokal dengan jumlah yang cukup.
"Semoga hiruk pikuk kedelai saat ini tidak terjadi lagi, apalagi seheboh sekarang," katanya.
Salah satu yang menjadi penyebab fluktuasi harga kedelai saat ini adalah karena ketidakmampuan Bulog untuk menguasai pasar. Padahal Bulog memiliki kemampuan untuk menstabilkan harga dengan melakukan operasi pasar seperti beras dan daging sapi.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!