Indonesia kini memang sedang dibelit masalah defisit neraca perdagangan yang kronis. Pemerintah mengambil strategi menekan impor barang yang tak perlu dan menggenjot ekspor.
"Ada 140 eksportir yang tadi hadir dan melakukan pembicaraan dengan kita. Lalu kita tanya apa masalah yang bisa kita tanggulangi untuk bisa meningkatkan ekspor," ungkap MS Hidayat saat bertemu media di Gedung Kementerian Perindustrian Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Menurut Hidayat, ada beberapa masalah yang membelit para eksportir untuk bisa menaikkan angka ekspor mereka. Salah satu masalah itu adalah banyaknya regulasi yang merugikan atau bahkan menghambat peningkatan ekspor.
"Tentu saja yang paling banyak masalah ada dari sisi prosedur di Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan," imbuhnya.
Senada dengan Hidayat, Chatib Basri pun mengungkapkan pihaknya siap memperbaiki dan mempermudah regulasi ekspor untuk menolong para eksportir.
"Yang paling penting dari forum bertemu dengan para eksportir adalah kebutuhan apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ekspor. Kita sudah catat lalu kita fokus untuk menyelesaikan regulasi setingkat peraturan menteri dalam waktu singkat," katanya.
Sementara itu, eksportir yang diwakili oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi berharap pertemuan kali ini dapat menolong sekaligus menjadi ajang para eksportir untuk meningkatkan angka ekspor.
Salah satu yang dikeluhkan para eksportir adalah. Keberadaan NGO (LSM) yang menghambat kinerja eksportir melalui kampanye-kampanye negatifnya.
"Gangguan ekspor kita salah satunya disebabkan keberadaan oleh NGO. NGO saya harapkan jangan ganggu kegiatan para eksportir kita. Sehingga masalah apa yang terjadi saat ini saya harap dapat diselesaikan masalah. Kita juga minta bantuan Pemerintah untuk melancar birokrasi dan menghilangkan pungli yang kita rasakan selama ini," cetusnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!