Mengapa Utang Indonesia Masih Tinggi dan Terus Bertambah?

Jakarta - Utang pemerintah Indonesia saat ini sudah menembus Rp 2.000 triliun. Utang ini pun akan terus bertambah seiring dengan defisit yang terjadi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kenapa sih Indonesia harus punya utang?

Plt Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, utang merupakan pilihan sebuah negara. Biasanya akan dilihat dari bagaimana kebutuhan dan kemampuan negara untuk membayarnya.


Indonesia menurutnya memiliki kebutuhan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Misalnya seperti pembangun bandar udara, pelabuhan dan jembatan serta jalan.


"Indonesia, masih banyak yang mau dibangun. Sehingga utang pas juga. Kita masih butuh bandara, jalan, jembatan, dan pelabuhan serta yang lainnya," ujar Robert seperti yang dikutip detikfinance, Selasa (10/9/2013).


Pas dalam berutang, kata Robert, aritnya bukan langkah tanpa perhitungan. Pemerintah sudah memperhitungkan bagaimana cara untuk mengembalikannya. Utamanya didasarkan pada fundamental ekonomi.


Selama ini dana yang berasal dari utang diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur. Menjadi tidak pantas, menurutnya ketika utang ditujukan kepada hal-hal yang tidak produktif.


"Kita saat ini memang harus melakukan itu. Sebab kan dilihat dari kemampuan kita. Secara fundamental kita juga masih baik. Jadi nggak masalah utang. Karena begini transportasi harus lebih murah, konektifitas harus diperlancar. Jadi lihat kondisi kita. Selama itu benar tujuannya dari dana utang itu tidak masalah," paparnya.


Ia mengakui, jika tanpa utang untuk pembangunan tersebut akan lebih baik. Tapi karena ini tujuannya adalah mempercepat, berarti memang kebutuhan anggarannya mesti ditambah.


"Memang kalau kita bangun tanpa utang, itu bagus, tapi kalau memang kurang dikit, kita utang itu nggak apa-apa. Asalkan bisa di-manage. Kan ada cara pengaturannya seperti itu," sebutnya.


Ia mmeberi contoh Singapura. Negara tetangga ini menurut Robert memang tidak layak jika harus punya utang. Sebab, tidak ada lagi yang harus dibangun.


"Singapura kalau mau bangun bandara nggak ada lagi tempat. Jadi buat apa mereka harus punya utang. Kan utang itu untuk yang bersifat produktif. Kalau kita kan banyak yang harus dibangun, jadi beda," kata Robert.


Begitu pun juga dengan Jepang. Ia menilai Jepang sudah tidak membutuhkan utang lagi karena negaranya sudah penuh. Mungkin, utang yang masih ada digunakan untuk investasi ke negara-negara lain.


"Kalau Jepang itu sudah penuh, sebenarnya buat apalagi utang," ucapnya.


Secara sederhana, Robert mengatakan Indonesia bisa saja menjadikan defisit anggaran 0%. Artinya tidak akan ada penambahan utang lagi. Asalkan pengeluaran di setiap tahun, harus berada di bawah angka pendapatan.


"Tinggal dibuat saja pengeluarannya di bawah pendapatan. Misalnya pendapatan Rp 1.000 triliun, pengeluaran Rp 950 triliun. Malahan kita surplus kan. Ya itu kalau mau pembangunan proyek-proyek dikurangi," jawabnya.


(mkl/ang)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!