Cerita Bos Pelindo II Tunggu Izin Pembangunan Pelabuhan Cilamaya Sejak 2000

Jakarta - Hingga kini rencana pembangunan pelabuhan baru di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat belum terealisasi. Padahal, proses pengajuan izin pembangunan pelabuhan yang diharapkan menopang Tanjung Priok di Jakarta ini sudah diajukan sejak tahun 2000.

Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Barat periode 1993-2003, R Nuriana untuk membicarakan pembangunan pelabuhan. Namun karena ribetnya birokrasi dan pergantian pemerintahan, pembangunan Pelabuhan Cilamaya jalan di tempat.


"Saat itu, saya temui Gubernur Jawa Barat tahun 2000. Saya minta izin untuk bangun Cilamaya. Kalau saja waktu itu langsung dibangun sebentar lagi jadi. Walah birokrasinya seperti itu, saya masuk kembali 2009 tidak ada rencana yang matang di depan mata," ujar Lino saat ditemui di Hotel Aryaduta Jakarta, Senin (28/10/2013).


Menurutnya akibat ribetnya birokrasi, akhirnya Lino memutuskan untuk membangun Pelabuhan Kalibaru atau The New Tanjung Priok, yang letaknya bersebelahan dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.


"Tanjung Priok sudah darurat kalau nunggu 15 tahun (Cilamaya terbangun) matilah Indonesia," imbuhnya.


Pelabuhan Cilamaya masuk dalam proyek infrastruktur Metropolitan Priority Area (MPA) untuk jangka panjang. Rencananya, pembangunan akan dilakukan di sekitar 100 kilometer ke wilayah Timur Jakarta. Proyek MPA adalah kerjasama antara Jepang dan Indonesia. Proyek itu diperkirakan menghabiskan investasi Rp 235-350 triliun.


"Saya nggak pakai dana pemerintah loh (bangun Kalibaru), pakai dana korporasi saja dan nggak minta dana pemerintah. Itu (pinjaman Jepang) dana murah pemerintah yang minjam kan. Ya ngapain pemerintah minjam kalau korporasi bisa danai. Ini nggak bisa begitu," katanya.Next


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!