"Ini bukan persoalan jual beli. Pemerintah mau ambil alih atau tidak. Kalau pemerintah tidak mau ambil alih, Jepang akan perpanjang. Jepang mati-matian mau perpanjang," tegas Menteri Keuangan Chatib Basri saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Chatib mengatakan, Jepang sangat ingin memperpanjang kontrak pengelolaan Inalum. Ini ditunjukkan dengan niatan Jepang memilih jalur arbitrase dalam perundingan pengambilalihan ini.
"Yang kelihatan sekali, sampai mereka mau melihat opsi arbitrase berarti mereka sungguh-sungguh melihat ini sebagai sesuatu yang menguntungkan," tambahnya.
Chatib menjelaskan, pengambilalihan Inalum jelas akan menumbuhkan sektor industri alumunium di dalam negeri yang permintaannya terus berkembang.
Produksi alumunium dari Inalum memang sangat penting bagi industri Jepang, khususnya di sektor otomotif. Karena itu, Jepang ngotot ingin mempertahankan perusahaan ini.
Perlu diketahui, masa akhir kontrak perusahaan Jepang yaitu Nippon Asahan Alumunium (NAA) di Inalum akan berakhir 31 Oktober 2013.Next
(zul/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!