"Saya dapat bunga KPR di tahun pertama 9,9% fix di BNI. Setelah berjalan setahun saya dapat surat review bunga kredit yang disesuaikan menjadi sebesar 13%," kata seorang nasabah KPR BNI kepada detikFinance, Selasa (26/11/2013).
Dijelaskan nasabah tersebut, cicilan yang awalnya hanya berkisar Rp 2,2 juta kini naik menjadi Rp 2,8 juta per bulannya.
"Kaget juga sih tiba-tiba naik tinggi. Tapi mau bagaimana lagi memang bisa ajukan keberatan?" tuturnya.
Ketika dikonfirmasi ke pihak BNI, salah seorang pegawai BNI yang dihubungi mengatakan setiap nasabah bisa mengajukan keberatan secara tertulis atas cicilan yang terlalu tinggi.
"Pada prinsipnya bisa ajukan keberatan. Fax saja ke nomor 02169837045. Nama jelas, telepon, nomor rekening dan alasan ajukan keberatannya nanti dalam sebulan akan dihubungi dari pusat," ungkap seorang pegawai bernama Yanti saat dihubungi di Customer Care BNI di nomor 02169837022.
Yanti bercerita, sejak 2009 suku bunga berjalan KPR BNI berada 13%. Penurunan BI Rate ke 6,5% secara berangsur dari tahun 2009 ternyata tidak membuat BNI menurunkan bunganya.
"Kita tak pernah turun tuh mas sejak 2009 bunga berjalan kita di 13%. Apalagi BI Rate sudah naik jadi 7,5% nah ini kita belum tahu nih ada kenaikan tidak," tutur Yanti.
"Kalau pas BI Rate turun itu kita cuma berikan promo saja bunga murah setelah itu naik langsung di 13%," kata Yanti.
Jika melihat daftar Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan di BI, tercatat suku bunga KPR BNI hanya berada di 10,85%. Memang jika mengacu pada daftar tersebut, SBDK belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur/kelompok debitur.
(hen/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
