Industri Elektronik RI Masih Bergantung Pada Komponen Impor

Jakarta -Produsen elektronik asal Indonesia saat ini masih harus membeli komponen-komponen dari luar negeri alias impor. Industri elektronik dalam negeri sangat masih sangat tergantung komponen impor, karena minimnya industri komponen (hulu) di Indonesia.

"Komponen mayoritas impor karena investasi pabrik komponen mahal. Untuk develop itu butuh ratusan atau ribuan enjineer. Sekarang kita impor dari Taiwan. Ada industri komponen cuma nggak banyak. Itu untuk packaging plastik. Yang mahal chips dan nggak ada di sini," kata Managing Director PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Hariono kepada detikFinance pada acara BCA: Indonesia Knowledge Forum II-2013 di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12/2013).


Hariono menjelaskan, pihaknya sebagai pemegang merek Polytron belum memeiliki rencana membangun industri komponen. Karena biaya investasi untuk membangun pabrik komponen terbilang mahal. "Polytron kita kan industri hilir bukan pabrik komponen. Seperti Toyota nggak bikin ban dan aki. Dia bikin mobil," jelasnya.


Pada kesempatan itu, Hariono mengakui, karena mayoritas komponen elektroniknya, maka pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak signifikan terhadap kenaikan harga produk.


Meskipun terjadi kenaikan harga, pihaknya optimistis penjualan Polytron tetap tumbuh di 2014. "Pasti dampaknya namun proyeksi kita tetap tetap tumbuh tahun 2014 sebesar 15%," sebutnya.


(feb/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!