Masyarakat Butuh Banyak Dolar untuk Liburan ke Luar Negeri di Akhir Tahun

Jakarta -Gagasan adanya gerakan cinta rupiah saat ini dianggap sebagai cerita masa lalu. Kenyataanya, kini kebutuhan masyarakat Indonesia untuk golongan tertentu masih tinggi terhadap dolar AS.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan menjelang akhir tahun banyak pimicu yang membuat dolar kian menguat terhadap rupiah, antaralain permintaan dolar oleh pemerintah, korporasi swasta dan BUMN hingga masyarakat umum.


Sofjan mencontohkan antaralain pembayaran utang jatuh tempo pemerintah maupun swasta, akibatnya rupiah makin melemah terhadap dolar AS.


"Apalagi akhir tahun ini, pemerintah perlu banyak dolar untuk bayar utangnya, perusahaan perlu bayar dividen, masyarakat Indonesia banyak perlu dolar untuk liburan Desember ini seperti keluar negeri," kata Sofjan kepada detikFinance, Minggu (1/12/2013)


Ia pernah menyampaikan soal penggunaan dolar di dalam negeri yang seharusnya tak perlu dan bisa dihindari.


"Pemakaian rupiah dalam negeri ini kurang. BUMN saja transaksinya pakai dolar, orang jadi nggak percaya pakai rupiah," kata Sofjan beberapa waktu lalu.


Hal senada pun disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan persoalan yang harus dihadapi dunia usaha karena melemahnya nilai rupiah antaralain persoalan pembayaran utang luar negeri. Menguatnya dolar terhadap rupiah akan semakin membengkaknya nilai utang yang harus dibayarkan dunia usaha.


"Mudah-mudahan hanya sesaat atau sementara mengingat setiap akhir tahun kebutuhan dolar meningkat untuk menutupi berbagai keperluan membayar kewajiban utang dan sebagainya," kata Hidayat.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!