OJK Yakin Krisis Moneter 1998 Tak Terulang, Asalkan...

Nusa Dua -Krisis keuangan yang terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya 1997/1998 bisa dihindari jika masyarakat paham mengenai kondisi keuangan dan seluk beluk industri jasa keuangan negara ini.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad mengungkapkan banyak masyarakat ketika itu tidak paham mengenai jasa keuangan dan percaya akan rumor.


"Kita semua tahu bagaimana masyarakat bisa terpengaruh dengan rumor. Tahun 1997/1998 lalu menunjukkan bagaimana pasar panik akibat isu negatif dan kondisi ini terjadi di pasar saham," kata Muliaman di acara seminar OJK bertema 'Developing Financial Literacy and Its Impact to Economic Welfare'di Hotel Nikko, Nusa Dua, Senin (2/12/2013).


Hal tersebut, sambung Muliaman tak akan terjadi atau bisa dihindari jika memang masyarakat percaya dan mengerti bagaimana sebenarnya industri keuangan. Melalui literasi keuangan (financial literacy), Muliaman mengatakan keyakinan akan 'paham' atau 'melek' keuangan bisa membuat masyarakat tidak panik.


"Pasar saham itu terpengaruh isu global bagaimana investor domestik pun melepas sahamnya karena panik. Paham akan keuangan melalui financial literacy harusnya bisa mengantisipasi kepanikan," paparnya.


Lebih jauh, Muliaman mengatakan ada dua hal lain melalui literasi keuangan yang bisa membuat banyak hal positif.


Pertama, literasi keuangan bisa membuat masyarakat dekat dengan jasa keuangan dan pada akhirnya mengurangi kemiskinan. Melalui menabung misalnya, masyarakat bisa membantu UKM bahkan sampai orang miskin mendapatkan kredit perbankan untuk berusaha.


"Kedua, stabilitas keuangan akan terjaga jika financial literacy dibenamkan sejak dini. Masyarakat akan paham risiko-risiko yang terjadi di pasar keuangan," kata Muliaman.


(dru/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!