"Rupiah sekarang tembus Rp 12.000 per dolar memang berat, tapi saya pikir ini masih aman, karena kita punya kerangka ekonomi makro yang masih baik, ya walaupun turun tapi ekonomi kita masih tumbuh 5,5%," kata Ketua Umun Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi kepada detikFinance, Minggu (1/12/2013).
Sofjan mengungkapkan agar kondisi fundamental ekonomi global tidak berdampak buruk bagi terhadap ekonomi Indonesia, ia mendesak pemerintah segera memenuhi janjinya terhadap 4 paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.
"Kita harus tuntut pemerintah agar memenuhi janjinya terhadap 4 kebijakan yang telah diberlakukan, kalau itu dilakukan dengan serius saya pikir kita masih aman-aman saja," katanya.
Ia juga mengimbau Bank Indonesia tidak mudah menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate, karena akan membuat panik orang akibat tidak adanya kestabilan bunga kredit.
"Lebih baik kita punya cadangan devisa dilepas sedikit untuk meredam gejolak rupiah ini, jangan lah naikkan bunga karena buat panik orang," tutupnya.
Seperti diketahui nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Jumat pekan lalu ditutup sedikit menguat di posisi Rp 11.970 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.995 per dolar AS. Meskipun dua hari sebelumnya sempat melemah, hingga mencapai 12.000/US$.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!