"Rupiah kita makin melemah, salah satunya ya karena impor minyak kota banyak sekali, masyarakat kita boros sekali gunakan BBM terutama yang subsidi," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi kepada detikFinance, Minggu (1/12/2013).
Sofjan mengatakan volume impor minyak Indonesia semakin hari makin tinggi, hal ini membuat defisit neraca perdagangan dan membebani APBN. Apalagi PT Pertamina mengaku harus merogoh US$ 100 juta hingga US$ 150 juta untuk impor BBM/hari.
"Sumbernya minyak, impor-impor minyak kita ini banyak sekali, belinya pakai dolar kan, ya biar nggak banyak pakai dolar ya jangan banyak impor minyak," katanya lagi.
Sofjan menyarankan kepada pemerintah jika ingin rupiah menguat kembali, keuangan negara tidak terbebani subsidi BBM yang saat ini jumlahnya ratusan triliun, maka jalan yang paling cepat adalah menaikkan harga BBM subsidi lagi.
"Kalau rupiah mau menguat jalan cepatnya ya naikkan harga BBM lagi, kalau BBM naik orang akan berhemat, konsumsi BBM turun dan ujungnya impor BBM berkurang," tutup Sofjan.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!