Data negara-negara produsen kakao dunia atau International Cocoa Organization (ICCO) menyebutkan produksi kakao di Indonesia mencapai 460.000 ton di 2013. Sehingga menempatkan Indonesia sebagai produsen kakao ketiga terbesar, di bawah Pantai Gading yang mencapai 1,2 juta ton dan Ghana 632.000 ton.
Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Pujiyanto mengatakan saat ini konsumsi kakao dunia mencapai 4 juta ton, sedangkan prediksi pertumbuhan kakao tiap tahunnya adalah 1,5%-2,5% tiap tahunnya.
Artinya dengan peningkatan itu maka akan ada tambahan permintaan kakao 60.000 ton per tahun, sehingga pasar kakao akan terus mengalami peningkatan.
"Banyak ahli yang menyebutkan pertumbuhan 1,5% kalau sekarang 4 juta ton maka akan ada tambahan permintaan 60.000 ton. Maka harus ada tambahan tambahan 60.000-100.000 ton per tahun ini potensi yang luar biasa sebenarnya, apalagi pangsa terus meningkat dan harga terus membaik mendekati US$ 3.000 per ton," kata Pujiyanto
Pujiyanto menjelaskan bahwa potensi usaha kakao ini sangat besar, karena dari panen hingga olahannya sangat cepat selain itu kakao juga bisa dipanen tiap 2 minggu sekali.
"Kakao sangat bagus sebagai pendapatan. Hanya perlu 10 hari sejak petik untuk jadi uang. Tentu ini akan sangat baik sebagai penghasilan petani kakao, apalagi kakao bisa dipanen tiap 2 minggu, sehingga dulu diberi nama pohon dewa," katanya.
Apalagi menurut Pujiyanto pemasaran dan proses pengolahan ini sangat sederhana sehingga petani akan bisa lebih mudah untuk mempelajarinya.
"Dari sisi alur pemasaran tadi proses pengolahan sangat sederhana, sehingga petani bisa mengerjakan. Terutama di wilayah sentra produksi biji ini sudah menjadi bisnis riil yang menjadi pendapatan petani," katanya.
(hen/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
