Rupiah Menguat Tajam, Utang RI Rp 2.300 Triliun Bisa Berkurang

Jakarta -Dalam beberapa hari terakhir rupiah kembali melanjutkan penguatannya atas dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh 11.600/US$. Padahal sebelumnya milai tukar rupiah bertengger di atas 12.000/US$.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan ini berdampak positif untuk jumlah utang negara. Pasalnya masih ada komponen utang dalam bentuk dolar AS.


"Pasti berpengaruh. Ada komponen kita yang outstanding dalam bentuk dolar AS," ungkap Robert kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (20/2/2014).


Ia menuturkan utang Indonesia saat ini adalah sekitar US$ 195 miliar. Atau dengan kurs Rp 12.000/US$ adalah sekitar Rp 2300 triliun. Posisi utang dalam rupiah adalah 52,6%, dolar AS 30,1%, yen 11,6%, euro 2,9%.


"Kalau utang kita terjemahkan ke dalam rupiah, jumlahnya secara rupiah naik. Tapi kalau jumlah utang rupiah itu kamu konversi ke dolar turun. Nah, sekarang menguat, itu turun lagi utangnya," jelasnya.


Akan tetapi, Robert menilai utang dalam bentuk dolar AS cukup tertutup dengan pendapatan dari sektor minyak. Sebab juga diberikan dalam bentuk dolar AS.


"Sebenarnya match juga. Tertutup. Nggak ada exposure sebenarnya. Makanya saya bilang kalau US$ dolar nggak terlalu mengkhawatirkan karena pemerintah punya penghasilan dari US$," sebut Robert


(mkl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!