Sempat Heboh Antre, Warga Jakarta yang Pasang RFID Turun 40%

Jakarta -Minimnya jumlah pemasangan RFID atau alat monitoring dan pengendalian BBM di Jakarta karena makin menurunnya minat masyarakat memasang RIFD di kendaraannya. PT INTI selaku pihak yang bertugas memasang RFID, mencatat rata-rata penurunan pemasangan RFID mencapai 40% di Jakarta.

"Antusiasme masyarakat saat ini menurun. Rata-rata pemasangan RFID di Jakarta saat ini menurun hingga 40%," ungkap Humas PT INTI, Andy Nugroho dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Kamis (20/2/2014).


Andy mengatakan untuk menghadapi makin turunnya antusiasme masyarakat terhadap RFID, pihaknya akan memperbanyak pembukaan posko pemasangan RFID di area publik.


"Saat ini, kami sedang upayakan untuk meningkatkan pemasangan kolektif dan membuka lebih banyak posko di ruang publik," ujarnya.


Ia mengaku tak mengetahui apa penyebab yang membuat minat masyarakat terhadap program sistem monitoring dan pengendalian (SMP) dengan RFID ini mengendur.


"Secara khusus kami tidak ingin berandai-andai penyabab turunnya antusias masyarakat ini karena apa, kami terus upayakan untuk sebarkan informasi pemasangan RFID lebih gencar. Paralel dengan terus menambah posko pemasangan RFID pada ruang publik seperti mal dan bengkel resmi kendaraan," tutupnya.


Seperti diketahui akhir tahun lalu terjadi antusiasme tinggi masyarakat Jakarta yang ingin memasang RFID di kendaraan mereka. Pasalnya itu terjadi karena merebaknya isu bahwa jika Desember 2013 belum terpasang, maka RFID yang awalnya gratis ini akan dikenakan biaya pada Januari 2014.


Namun seiring tidak terbuktinya isu tersebut, lambat-laun antusias masyarakat menurun, saat ini tidak terlihat lagi antrean panjang di SPBU tempat posko pemasangan RFID.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!