"Curah hujan dan jalan rusak menjadi masalah tracking atau distribusi buah dan sayur impor dari pelabuhan bongkar muat menuju Jakarta. Mau tidak mau harga akan naik 15%-20%," ungkap Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirotuddin kepada detikFinance, Rabu (5/2/2014).
Selama ini pelabuhan bongkar muat untuk beberapa produk hortikultura impor dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pihaknya mengaku ada tambahan biaya terutama untuk biaya distribusi karena terputusnya jalur distribusi.
Adapun beberapa titik jalan yang putus dan terhambat akibat banjir dan jalan rusak seperti sepanjang jalan dari Jawa Timur menuju Jawa Tengah kemudian jalan raya Semarang menuju Kendal lalu ada jalan Pekalongan ke Pemalang. Untuk jalur rusak dan banjir di Jawa Barat terjadi di Subang dan Indramayu.
"Katakanlah distribusi kita dari Surabaya ke Jakarta itu 2 hari 2 malam sekarang bisa 6 hari 5 malam. Artinya menambah cost untuk biaya distribusi karena kontainer kita dengan berpendingin sebenarnya tidak boleh berhenti. Tetapi kalau berhenti busuk semua produk ini sehingga berpengaruh terhadap harga jual baik sayuran dan buahan impor manapun," imbuhnya.
Kenaikan harga terjadi di tingkat eceran maupun ritel. Adapun beberapa produk hortikultura impor yang sudah mengalami kenaikan.
"Ini hukum pasar kalau pasokannya terlambat atau terganggu, jumlahnya berkurang di pasaran. Yang mengalami kenaikan harga seperti apel impor, jeruk impor, anggur impor dan wortel impor," jelasnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!