Buktinya, buah impor seperti apel yang masuk ke Indonesia didominasi dari China. Importir buah mengakui produksi buah apel di negeri komunis tersebut cukup melimpah.
Produksi apel di China per tahun bisa mencapai 35 juta ton/tahun atau lebih besar dari Amerika Serikat yang hanya 5 juta ton/tahun.
"Apel di China sangat banyak, mudah untuk mencarinya. Di satu kawasan saja mereka punya 10.000 hektar lahan perkebunan dan itu hanya untuk apel saja. Jadi tidak sulit untuk mencari apel dari China," kata Ketua Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia Khafid Sirotuddin kepada detikFinance, Senin (24/02/2014).
Jenis apel yang paling banyak diproduksi di China adalah Apel Fuji. Produksi apel yang melimpah membuat pemerintah China memberikan kemudahan eksportir untuk mengekspor produk apelnya keluar negeri termasuk ke Indonesia.
"Berbeda dengan kita, perkebunan apel kita tidak seluas China dan pemerintah kita tidak terlalu fokus memproduksi apel dengan kualitas yang baik. Tetapi yang paling penting adalah suplai yang berkelanjutan dan itu yang masih menjadi masalah di kita yaitu jumlah produksinya," jelasnya.
Namun menurutnya, pemerintah Indonesia harus punya cara untuk membendung laju importasi apel dari negara lain. Caranya mudah, pemerintah Indonesia cukup mencontoh apa yang dilakukan pemerintah Jerman kepada produk apelnya.
"Jadi pemerintah kita hanya butuh komitmen saja. Ini masalah nasionalisme buah. Di Jerman hotel di sana wajib menyerap buah apel lokal produksinya. Hasilnya semua hotel di Jerman harus makan buah apel lokalnya. Saya lihat ini di Jerman dan kebijakan pemerintah Jerman kepada kita bisa dilakukan karena kita punya Apel Malang itu," ungkapnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
