"Setelah ini akan ada N245 dan N270 yang segera dimulai pada pertengahan tahun 2016 kita buat desain. N245 itu untuk 45 penupang, N270 untuk 70 penumpang dan kedua pesawat ini pakai 2 mesin. Diharapkan cita-cita kita adalah R&D (penelitian dan pengembangan) ada di LAPAN, produksinya ada di DI," kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Gunawan S Prabowo saat ditemui di Kantor LAPAN Rawamangun Jakarta, Selasa (25/02/2014).
Saat ini, LAPAN menganggarkan Rp 400 miliar untuk mengembangkan pesawat N-219 yang diserahkan kepada PTDI. Namun apaila pesawat itu sudah jadi dan dijual secara komersial, LAPAN tidak mendapatkan keuntungan penjualan.
"LAPAN itu hanya kembangkan design center. Hasil penjualan itu nggak masuk ke kita. Kita berhenti hanya sampai prototype saja," ungkapnya.
Dana sebesar Rp 400 miliar akan dikucurkan selama 2 periode yaitu tahun 2014 sebesar Rp 310 miliar dan tahun 2015 sebesar Rp 90 miliar.
LAPAN sebagai lembaga yang dimiliki negara hanya mengambil keuntungan dari hak cipta pesawat dan keterlibatan 30 tenaga ahli LAPAN untuk bekerjasama membuat pesawat N219 dengan PTDI.
"Untungnya apa untuk LAPAN? kita punya industri penerbangan. Kalau kita ingin improve kemampuan nggak kita nggak akan mampu. Sehingga ini kan ada barangnya jadi bagus itu imbal baliknya ke LAPAN. Lalu hak paten menjadi milik negara," imbuhnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!