Membongkar Lego, Si Raja Balok Susun

Jakarta -Stephanus Suryawan bukan anak-anak. Usianya sudah 32 tahun. Tapi pria ini masih suka memainkan permainan balok susun Lego. Berbagai macam bentuk sudah dibuatnya dan kebanggaannya adalah menara Eiffel yang tingginya 108 centimeter.

Lego ternyata bukanlah permainan yang didominasi oleh anak-anak. Banyak orang dewasa yang masih suka menyusun balok-balok Lego dan mereka berkumpul dalam berbagai komunitas, di luar negeri dan sampai juga pengaruhnya di sini.


Lego adalah merk dagang perusahaan asal Denmark. Lego adalah kependekan dari kata leg godt, frasa dari bahasa Denmark yang artinya bermain dengan baik.


Perusahaan ini berdiri pada 1932 oleh Ole Kirk Kristiansen. Lego Group diwariskan turun-temurun dan sekarang dimiliki oleh Kjeld Kirk Kristiansen, cucu dari sang pendiri. Berawal dari bengkel sederhana, kini Lego telah menjelma sebagai perusahaan multinasional raksasa.


Inti permainan Lego adalah balok yang bisa saling terhubung. Meski kemudian semakin kompleks dan variatif, balok-balok ini tetap menjadi intinya. Hingga akhir 2013, sudah 560 miliar bagian Lego yang diproduksi.


Pada 1970-an, Lego mulai memperkenalkan bentuk manusia mini dengan bagian lengan dan kaki yang bisa digerakkan. Produk ini (yang sering disebut minifig) mendapat sambutan yang sangat positif, hingga sampai sekarang seakan menjadi bagian yang terpisahkan dari set Lego.


Popularitas Lego semakin menjadi. Tidak hanya set, Lego pun sudah berkembang ke bentuk lain seperti video game. Beberapa video game Lego adalah Lego Island, Lego Creator, dan Lego Racers. Seiring perkembangan zaman, Lego menjadi semakin variatif dan kompleks dengan mengusung tema tertentu misalnya Star Wars atau Indiana Jones.Next


(hds/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!