Agus Marto Ingatkan BUMN dan Swasta yang Doyan Ngutang Valas

Jakarta -Akibat nilai tukar yang melemah sejak pertengahan tahun 2013, membuat banyak perusahaan yang mengalami kerugian. Ini terjadi mulai dari perusahan BUMN hingga swasta.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan nilai tukar yang terkoreksi turun tidak bisa dijadikan alasan bagi para perusahaan. Sebab itu adalah kesalahan pimpinan perusahaan yang mengambil risiko dari penarikan utang dalam bentuk valuta asing (valas).


"Bagi dunia usaha Indonesia tak bisa mengatakan usaha menjadi buruk karena kerugian nilai tukar. Pimpinan harus bisa kelola dan tidak membebani perusahaan itu dari kerugian foreign excange," ujar Agus di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (6/3/2014)


Ia mengatakan, banyak perusahaan yang memaksakan untuk utang dalam bentuk valas. Padahal pendapatan dalam bentuk rupiah. Sehingga ketika terjadi gejolak, dan menyebabkan perusahaan rugi, maka nilai tukar yang dijadikan alasan.


"Yang meski hati-hati banyak yang melakukan tindakan usaha tetapi tidak mengelola resiko nilai tukarnya sehingga meminjam valuta asing padahal penghasilannya rupiah, minjam dalam valuta asing," katanya.


Kemudian perusahaan juga tidak memanfaatkan fasilitas lindung nilai atau hedging dari BI. Padahal itu sangat membantu ketika ada permasalahan nilai tukar.


"Sampai sekarang kita sudah mengaktifkan hedging banyak yang belum menggunakan melihat bumn disiapkan hedging banyak yang belum menggunakan," sebut Agus.Next


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!