Untung Mana Reksa Dana Saham atau Deposito?

Jakarta -Reksa dana saham masih layak dilirik untuk investasi jangka panjang. Kinerja reksa dana saham dalam 10 tahun terakhir mampu memberikan return atau imbal hasil yang sangat tinggi.

CEO Schroders Indonesia Michael Tjoajadi menyebutkan, secara historis kinerja reksa dana saham terus tumbuh walaupun sempat beberapa kali terguncang akibat krisis ekonomi.


"Saham masih dipilih karena memberi return yang cukup tinggi. Secara history dalam 10 tahun lalu memberikan return paling tinggi dibanding lainnya," kata Michael saat Diskusi Tren Reksa Dana oleh Schroder di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/3/2014).


Dia menyebutkan, saat ini masyarakat mulai sadar jika menyimpan dana di tabungan tidak akan memberikan hasil yang menguntungkan.


Sama halnya dengan deposito. Dengan rata-rata bunga 6-7% per tahun tidak akan menghasilkan keuntungan karena termakan inflasi.


"Orang mulai sadar penyimpanan uang di bank itu habis kena inflasi. Akhir 2013 bunga deposito mencapai 10%, awal tahun masih 6-8%, ini belum dikurangi pajak, dikurangi inflasi, habis duitnya malah minus," terang dia.


Bandingkan dengan return yang dihasilkan dari reksa dana saham. Sebagai contoh produk reksa dana saham Schroders Dana Prestasi. Dalam 5 tahun terakhir, return yang dihasilkan mencapai 275%. Bahkan sejak diluncurkan atau selama kurang lebih 17 tahun, return reksa dana ini sudah mencapai 2.732%.


"Coba ada nggak yang bisa kasih return segitu. Deposito nggak akan mungkin bisa," kata Michael.


Namun, perlu diingat bahwa imbal hasil yang tinggi juga punya risiko yang tinggi pula.


"Tapi patut diketahui saham ada naik turunnya. Di tahun 2008 sempat turun sampai 40%. Jadi ada untung ruginya," pungkasnya.


(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!