Ia menjelaskan, pemilu ini menggambarkan kestabilan politik di dalam negeri. Tentunya menjadi perhatian penting oleh pelaku pasar. Karena sangat terkait dengan kenyamanan pasar dalam berinvestasi di Indonesia.
"Saya kira kalau sudah ada politik yang stabil saya kira iya (rupiah) menguat. Pokoknya kalau Pemilu ini jalannya baik, kerja saya lebih ringan,". Kata Chatib di TPS Menteng, Jakarta, Rabu (9/4/2014).
Kondisi penguatan rupiah memang sudah terlihat dari pertengahan Januari tahun 2014. Di mana saat itu dari level di atas Rp 12.000/US$ mampu bergerak menguat sampai ke Rp 11.300.
Chatib mengatakan, ini karena pengumuman dari perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun 2013 yang sebesar 3,26%. Kemudian inflasi awal tahun juga terkendali sesuai proyeksi.
"Sebetulnya tren itu sudah mulai pertengahan Januari, saat pengumuman CAD oleh Bank Indonesia (BI), kemudian inflasi dikendaliin dan trade ini mereka lihat positif," ujarnya.
Sejauh ini, Chatib menilai penyelenggaran pemilu masih dalam tahap aman. Tidak ada terdengar kerusuhan yang terlalu besar dan menjadi pusat perhatian. Ia berharap ini terus berlangsung sampai selesai.
"Keliatannya jauh lebih damai sekarang, mungkin orang sudah biasa dengan pemilu," kata Chatib.
Sementara itu untuk pasar saham, Chatib sulit untuk memberikan prediksi. Akan tetapi, menurutnya bagi pelaku pasar adalah kepastian untuk jangka menengah dan panjang.
"Karena gini, kalau harian logic pasar adalah profit, dia masuk walaupun aman, tapi kalau sudah tinggi dia profit taking. Dalam jangka menengah panjang, mereka akan prepare kepada sesuatu yang tetap. Pasti mereka akan pilih yang memberikan kepastian," paparnya.
(mkl/rrd)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
