Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama investasi oleh wakil bupati Bantaeng dengan pimpinan masing-masing perusahaan. Acara ini juga disaksikan oleh Duta Besar LBBP RI untuk RRT dan Mongolia, Soegeng Rahardjo, serta Wakil Ketua Kadin, Vince Gowan.
Pada kesempatan tersebut, Soegeng menilai kerja sama ini menunjukkan adanya saling pengertian antara investor Tiongkok dan pemerintah daerah Bantaeng. Bantaeng memiliki bahan baku yang diperlukan oleh Tiongkok, sementara investor memiliki kemampuan modal, sumber daya manusia, dan teknologi.
Diyakini bahwa kerjasama ini akan saling menguntungkan kedua pihak dan berdampak pada peningkatan hubungan kedua negara. "Untuk itu, diharapkan agar tim dari Tiongkok segera melakukan kunjungan ke Bantaeng sebagai proses realisasi investasi tersebut," kata Soegeng dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/5/2014).
Investasi dari 2 perusahaan besar Tiongkok tersebut ditujukan untuk pembangunan infrastruktur dan smelter. Diketahui kawasan industri Bantaeng merupakan kluster smelter pertama di kawasan Indonesia timur dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kawasan lain.
Di samping posisinya yang strategis, kawasan industri Bantaeng juga mendapatkan dukungan penuh baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Kawasan industri ini juga mendapatkan jaminan pasokan energi yang cukup dari PLN dan mempunyai dukungan infrastruktur yang memadai.
Dalam upayanya untuk menarik investor Tiongkok mengembangkan kawasan industri ini, pemerintah daerah Bantaeng bersama Kadin telah melakukan roadshow promosi ke RRT. Di samping mengadakan seminar peluang investasi, delegasi juga melakukan pertemuan dan kunjungan kepada calon-calon investor potensial.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
