Banyak Barang Selundupan, Samsung Enggan Bangun Pabrik Ponsel di RI

Jakarta -Raksasa elektronik asal Korea Selatan, Samsung, memilih Vietnam untuk menjadi basis produksi telepon seluler (ponsel). Mengapa Samsung tidak memilih Indonesia?

Menurut Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Indonesia memang tidak bisa menyediakan insentif fiskal seperti Vietnam. Sebagai informasi, pemerintah Vietnam dimungkinkan memberi fasilitas kelonggaran pajak penghasilan (tax holiday) sampai 30 tahun.


"Kita memang agak susah ya kasih tax holiday hingga 30 tahun. Belum tentu Menteri Keuangan mau. Kita paling maksimal tax holiday 10 tahun," ucap Budi kala ditemui di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senin (9/6/2014).


Namun, lanjut Budi, bukan hanya insentif fiskal yang membuat Samsung memilih Vietnam. Samsung belum melirik Indonesia sebagai tempat produksi ponsel karena masih banyak ponsel selundupan yang beredar di pasar dalam negeri.


"Kalau mereka buat di sini, tapi ponsel selundupannya juga banyak yang masuk, ya rugi dia. Nggak bisa jual," ujar Budi.


Meski begitu, Budi menyatakan Indonesia tidak perlu berkecil hati. Samsung merupakan perusahaan yang menghasilkan banyak produk elektronik, tidak hanya ponsel. Indonesia sudah menikmati hadirnya pabrik Samsung, meski bukan pabrik ponsel.


"Samsung itu kan banyak produknya. Ada ponsel, televisi, DVD, kulkas, AC, dan banyak lagi. Banyak negara juga berlomba-lomba rayu Samsung bangun pabrik di negaranya. Di Indonesia, Samsung sudah punya pabrik besar yang memproduksi DVD, audio, televisi, dan lainnya," papar Budi.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!