RI Kehilangan Rp 14 T per Tahun dari Tuna, Ini Janji Jokowi Bidang Maritim

Bandung -Indonesia harus kehilangan potensi ikan tuna mencapai Rp 14 triliun per tahun. Potensi besar itu hilang melalui pasar gelap melalui pencurian ikan di laut Indonesia yang kerap terjadi sepanjang tahun.

"Sejumlah Rp 14 triliun per tahun kita kehilangan potensi tuna yang masuk ke pasar gelap. Lapangan harus dikuasai, harus dikawal sehingga memberikan solusi Rp 14 triliun hilang dipasar gelap," kata salah satu calon presiden 2014-2019, Joko Widodo, dalam acara Hari Peringatan Kelautan Sedunia di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Rabu (11/6/2014).


Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan sektor ikan tangkap seperti tuna harus ditingkatkan produksinya. Ia menargetkan produksi ikan tuna bisa digenjot 100% dari 800.000 ton per tahun menjadi 1,5 juta ton tuna.


"Meningkatkan produksi ikan tuna, dengan cara menambah armada tangkap ikan," katanya.


Ia optimis dengan program peningkatan armada baru untuk para nelayan maka akan meningkatkan serapan tenaga kerja baru di Indonesia. Targetnya serapan tenaga kerja baru akan naik 6,7 juta orang dari saat ini 5,6 juta menjadi sekitar 12 juta orang di sektor maritim.


Selain itu, Jokowi untuk meningkatkan sektor maritim akan dikembangkan industri pengolahan di sentra-sentra produksi ikan tangkap mulai dari Sumatera, Papua, Maluku dan lainnya. Selain itu, harus dibangun pasar-pasar ikan modern di beberapa di Indonesia.


"Itu sumber-sumber ikan yang perlu dibangun pengolahan ikan, daerah harus membuka diri menyiapkan lahan mempermudah izin dalam pembukaan produksi," katanya.


Jokowi juga akan menambahkan jumlah lahan potensi budidaya kelautan agar semakin mendukung peningkatan serapan tenaga kerja bidang maritim. Ia menargetkan akan ada tambahan 400.000 hektar lahan budidaya kelautan.


"Kalau kita betul-betul konsentrasi dan menekuni dan mengerjakan baik-baik. Saya kira kekutaan negara kita di sektor maritim, ini masa depan kita. Saya meyakini kejayaan masa depan kita ada di lautan," katanya.


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!