"Kita melihat SKK Migas tidak melakukan tugasnya dengan baik. Janji yang disampaikan itu tak ada yang terpenuhi. Padahal anggaran sudah disediakan US$ 15,32 miliar untuk operasi hulu migas. Cepu mana produksinya?" kata anggota Panja Jhoni Allen Marbun dalam rapat kerja dengan pemerintah di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Untuk itu, dari anggaran yang telah disediakan, sebesar US$ 1 miliar harus ditangguhkan. Ini baru boleh dicairkan bila SKK Migas mampu memenuhi target.
"Anggaran sebesar US$ 1 miliar harus bersifat kondisional. Itu baru bisa didapatkan asal tercapai 60.000 barel per hari pada Agustus, dan 110.000 barel per hari sampai akhir tahun," ungkap Jhoni.
Sementara itu, Plt Kepala SKK Migas Johannes Widjonarko menuturkan pihaknya akan berupaya untuk percepatan produksi Blok Cepu. Meskipun hal itu sangat sulit untuk dilakukan pada Agustus.
"Kondisinya sekarang bukan tidak berproduksi, tapi produksinya tertunda. Bergeser ke awal 2015," ujar Johannes pada kesempatan yang sama.
Akan tetapi, ia cukup optimistis soal pencairan anggaran tersebut. Targetnya pada 31 Desember 2014, permintaan para anggota dewan itu dapat terpenuhi. "Ya nanti akhir tahun lihat," ujarnya.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!