Bulog Operasi Pasar Pakai Sisa Stok Daging Impor Tahun Lalu

Jakarta -Dari 3.000 ton daging impor yang didatangkan Perum Bulog di tahun 2013, masih ada sisa 280 ton. Sisa stok daging ini akan digunakan untuk operasi pasar (OP) di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui Bulog kesulitan menjual sisa daging tersebut karena kalah jaringan dari penjual daging lain. Sisa daging impor itu didatangkan Bulog sudah hampir setahun lalu atau pada akhir Juli 2013.


"Stok daging kita masih punya 280 ton, jadi masih cukup. Iya-ya yang dari 2013 lalu," kata Sutarto saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (10/06/2014).


Bulog menjual daging sapi beku dengan harga yang jauh lebih murah dengan rata-rata harga daging sapi di pasar tradisional. Bulog melepas harga daging kualitas standar Rp 75.000/kg, atau lebih murah daripada harga daging sapi segar di pasar tradisional yang saat ini mencapai Rp 100.000/kg.


Untuk menggenjot penjualan daging sapi beku, Bulog sempat menggunakan cara lama mulai dari operasi pasar hingga dijual melalui Bulog Mart. Tetapi nyatanya cara ini dinilai tidak terlalu efektif menggenjot penjualan daging.


Salah satu masalahnya adalah sistem penjualan daging di Indonesia sudah dikuasai oleh jaringan pasar selain Bulog. Inilah yang menyulitkan Bulog menjual dagingnya langsung kepada masyarakat.


"Sebenarnya kita akan ke sama (terjun ke bisnis penjualan daging sapi) juga tetapi dengan catatan, daging ini kan tidak mudah karena hulu sampai ke hilirnya sudah dikuasai beberapa pihak. Kalau kita masuk kita juga harus masuk dari hulu ke hilir," jelasnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!