Wall Street Tetap Positif di Tengah Gejolak Krisis Irak

Jakarta -Pasar saham Wall Street bertahan di zona hijau meski investor mengalami kekhawatiran akan krisis geopolitik di Irak yang memicu harga minyak ke titik tertingginya dalam sembilan bulan terakhir.

Irak menjadi pusat perhatian dunia setelah Shiite Grand Ayatollah Ali al-Sistani meminta rakyatnya melawan para pemberontak sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama masih pikir-pikir untuk mengirimkan pasukan ke sana.


Para pemberontak sudah menguasai kota terbesar kedua Irak, Mosul, awal pekan ini. Sekarang mereka bergerak menuju Baghdad. Sentimen ini membua harga minyak melambung tinggi.


Direktur Perdagangan Saham Wedbush Securities, Michael James, mengatakan pasar saat ini masih dalam tren bullish sehingga sentimen dari Irak tidak akan terlalu memberi dampak.


"Kecuali ada jika nanti tiba-tiba muncul kejadian yang sangat luar biasa," katanya seperti dikutip AFP, Sabtu (14/6/2014).


Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones menguat 41,55 poin (0,25%) ke level 16.775,74. Indeks S&P 500 naik 6,05 poin (0,31%) ke level 1.936,16, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq tumbuh 13,02 poin (0,30%) ke level 4.310,65.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!