Pesawat Hilang dan Rugi Terus Menerus, Nasib Malaysia Airlines Belum Jelas

Kuala Lumpur -Dalam 6-12 bulan ke depan, pemegang saham Malaysia Airlines akan segera menentukan nasib maskapai. Maskapai ini menderita kerugian bertahun-tahun, dan juga musibah hilangnya pesawat MH370 pada Maret 2014 lalu.

Pemerintah Malaysia mengendalikan Malaysia Airlines melalui BUMN yaitu Khazanah Nasional. Bos Khazanah Azman Mokhtar mengatakan, semua pilihan dikaji untuk menentukan nasib Malaysia Airlines ke depan. Bahkan ada juga kemungkinan untuk menjual maskapai tersebut.


Azman mengatakan, Malaysia Airlines saat ini memiliki uang kas yang cukup untuk melanjutkan operasinya selama setahun ke depan. Ini memberikan Khazanah ruang untuk memikirkan solusi jangka panjang bagi Malaysia Airlines.


"Kami harus menyelesaikan rencana jangka menengah dan panjang secara mendasar dan berkesinambungan. Sebagai maskapai nasional, Malaysia Airlines memiliki peran yang penting bagi perekonomian negara. Namun di saat bersamaan, kami juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan uang pajak masyarakat, ini harus diseimbangkan dengan hati-hati," papar Azman seperti dilansir dari AFP, Selasa (10/6/2014).


Bulan lalu Malaysia Airlines mengatakan, misteri hilangnya MH370 pada 8 Maret 2014 lalu memberikan hantaman luar biasa kepada kinerja di kuartal I-2014.


Sejumlah tiket yang telah dipesan dibatalkan oleh calon penumpang, dan membuat maskapai ini merugi 443 juta ringgit (US$ 137 juta) atau sekitar Rp 1,3 triliun. Ini berarti, dalam 5 kuartal berturut-turut Malaysia Airlines merugi dan ini yang terparah sejak kuartal terakhir di 2011 lalu.


Bahkan sebelum hilangnya MH370, Malaysia Airlines merugi US$ 1,3 miliar atau Rp 13 trilun dalam 3 tahun.


Maskapai ini telah meluncurkan program penghematan dan terus berjuang di tengah kerasnya kompetisi industri penerbangan.


(dnl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!