Asuransi Penyakit Kritis? Salah Kaprah Tuh (3)

Jakarta -Menyambung dari dua tulisan sebelumnya tentang Critical Illness Insurance, sedikit mengulang bahwa ternyata banyak orang salah kaprah dengan asuransi jenis ini. Mereka berpikiran bahwa ketika mereka terkena penyakit-penyakit berat, seperti stroke, jantung ataupun kanker dan penyakit lainnya maka akan keluar sejumlah dana untuk meng-cover klaim dari penyakit tersebut.

Padahal dalam realitasnya ternyata banyak yang berbeda antara yang diperkirakan oleh nasabah dengan yang tertulis didalam polis.


Fakta di lapangan membuktikan bahwa untuk asuransi Critical Illness biasa, mayoritas asuransinya ternyata baru akan membayarkan klaim ketika seseorang terkena atau terdiagnosa penyakit-penyakit tersebut akan tetapi ketika kondisi dari penyakit tersebut sudah masuk stadium lanjut alias kritis.


Atau dengan kata lain, asuransi Critical Illness hanya membayarkan kalau seseorang terkena penyakit atau terdiagnosa dari suatu penyakit yang kondisinya sudah kritis (dalam hal ini stadium 4). Hal ini menyebabkan timbulnya banyak keluhan dari masyarakat.


Nah, menyadari kelemahan inilah kemudian perusahaan asuransi mengeluarkan produk asuransi tambahan (rider) Critical Illness baru yang disebut dengan Early Critical Illness atau disingkat jadi Early Critical saja.


Nah, dalam asuransi jenis inipun saat ini sudah mulai ditemui banyaknya keluhan dari masyarakat. Apa penyebabnya?


Lagi-lagi salah kaprah alias salah mengerti yang menyebabkan masyarakat salah ketika mengambil asuransi jenis ini. Kata-kata alias nama Early Critical Illness diterjemahkan dan dipersepsikan oleh banyak orang sebagai asuransi kritis yang membayar klaim ketika anda langsung terkena atau terdiagnosa penyakit dalam kondisi stadium awal, misalnya cancer stadium 1. Padahal ternyata sering terjadi kenyataannya tidak demikian.Next


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!