“Kami mengharapkan pemerintah selaku pemilik prasarana pokok untuk dapat melanjutkan pembangunan jalur ganda yang masih tersisa sepanjang 228 km antara Stasiun Prabumulih ke arah Stasiun Tarahan dan 38 km antara Stasiun Muaraenim ke arah Stasiun Lahat,” papar Direktur Utama KAI, Ignasius Jonan dalam siaran pers, Senin (9/6/2014).
Dengan jumlah yang tersisa tersebut, maka total jalur ganda yang harus dibangun pemerintah adalah sebanyak 266 km. Saat ini kapasitas angkut batu bara oleh KAI masih rendah.
Armada yang melakukan pengangkutan juga terbatas. Kapasitas Lintas antara Stasiun Prabumulih sampai dengan Stasiun Muaraenim hanya 39 KA sedangkan kebutuhannya minimal 72 KA, antara Stasiun Prabumulih sampai dengan Tarahan kapasitas lintas hanya 26 KA sedangkan kebutuhannya minimal 56 KA.
Perusahaan pelat merah itu membidik bisa mengangkut batu bara dari sesama BUMN dan perusahaan swasta sekitar 22,7 juta ton per tahun di 2014. Guna peningkatan kapasitas lintas tersebut KAI harus membangun infrastruktur berupa pembuatan stasiun baru, longsiding dan jalur ganda.
Pembangunan yang diperlukan untuk mendukung target angkutan tersebut adalah sebanyak 17 stasiun baru, 7 stasiun dibuat longsiding dan pembangunan jalur ganda sepanjang 258 km di beberapa lokasi secara parsial (berhubungan) yaitu di antara Stasiun Tanjungrambang sampai dengan Stasiun Tanjungenim Baru, kemudian antara Stasiun Cempaka sampai dengan Stasiun Giham dan antara Stasiun Prabumulih sampai dengan Stasiun Kertapati serta antara Stasiun Tarahan sampai dengan Stasiun Tanjungkarang.
Hari ini, sebanyak 11 stasiun baru sudah diresmikan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan di Divisi Regional III (tiga) Sumatera Selatan. Terdapat 5 stasiun di wilayah Provinsi Lampung yaitu, Stasiun Sukamenanti, Stasiun Gedung Ratu, Stasiun Candi Mas, Stasiun Tanjung Rajo, dan Stasiun Way Pisang. Next
(ang/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
