Bos AirAsia Bingung Avtur di RI Lebih Mahal dari Malaysia dan Singapura

Jakarta -Harga avtur yang mahal membuat maskapai penerbangan di Indonesia sulit untuk tumbuh lebih cepat. Bahkan, harga avtur di Indonesia 12% lebih mahal dibanding harga di Malaysia dan Singapura.

CEO AirAsia Group, Tony Fernandez mengatakan, ada tiga hal yang menjadi beban bagi maskapai penerbangan di Indonesia saat ini. Pertama adalah bea masuk impor komponen pesawat.


"Saya pikir komponan dikenakan bea masuk itu tidak masuk akal, di dunia tak ada yang begitu," kata Tony ditemui di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (15/9/2014).


Hal kedua yang tak kalah penting, menurut Tony, adalah harga avtur untuk bahan bakar pesawat yang lebih mahal dibanding dengan negara lain.


Tony mengatakan, harga avtur Pertamina lebih mahal 12% dibanding negara Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sehingga beban produksi perusahaan pun semakin tinggi.


"Harga avturnya jauh dibandingkan dengan yang lain," katanya.


Hal ketiga yang menjadi beban maskapai di Indonesia adalah airport tax. Menurut Tony, airport tax yang mahal tidak sebanding dengan misi maskapai yang menyediakan penerbangan murah.


(zul/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!