Mangkrak 11 Tahun, Rel KA Lhokseumawe Jadi Tempat Nongkrong Sapi

Lhokseumawe -Infrastruktur di Lhokseumawe, Aceh, sejatinya sudah lengkap. Mulai dari bandar udara, pelabuhan, kawasan industri, hingga kereta api. Namun sayangnya, proyek-proyek infrastruktur tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pantauan detikFinance sejak berkunjung ke Lhokseumawe dalam rangka rapat koordinasi Menko Perekonomian Chairul Tanjung dengan stakeholder di Lhokseumawe, Sabtu (13/9/2014) hingga Selasa (16/4/2014), ada berbagai infrastruktur di kota ini.


Seperti pelabuhan yang dikelola PT Pelindo I (Persero). Seluruh infrastruktur di pelabuhan sudah lengkap. Namun tidak ada kapal yang bersandar di sana. Masalahnya tidak ada barang yang diangkut, karena tidak ada kawasan industri yang hidup di sana.


Memang ada kilang gas PT Arun NGL. Namun saat ini produksi gas alam cair (LNG) yang diekspor salah satunya ke Jepang terus turun dan Oktober mendatang berhenti produksi.


Ada pula pabrik milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang seharusnya mampu memproduksi 1,14 juta ton pupuk urea. Namun akibat kekurangan pasokan gas, kapasitas produksi hanya 570 ribu ton dan satu pabriknya tidak berfungsi.


Akibatnya saat ini PIM kelebihan karyawan. Dirut PIM Eko Sunarko mengungkapkan, perusahaannya saat ini memiliki 900 karyawan namun yang bekerja aktif hanya 500 karyawan. Sisanya belum ada pekerjaan karena satu pabrik tidak produksi.


Ada lagi pabrik PT Kertas Kraft Aceh yang mati suri sejak pasokan gas tidak ada lagi. Sekedar cerita, di pabrik inilah presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bekerja selama 4 tahun.Next


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!