Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan dinamika politik Indonesia yang saat ini kurang stabil sangat memberikan sentimen negatif pasar. Ia mengungkapkan kondisi ini menyebabkan anti klimaks bagi terpilihnya Jokowi-JK yang awalnya banyak memberikan harapan besar.
"Masalah politik kita itu kan semua cepat sekali. Kalau kita perhatikan ini sepotong-potong ini susah," kata Sofjan saat ditemui usai penyelenggaraan TEI 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014).
Hal ini juga yang menyebabkan kondisi rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat. Padahal kata Sofjan, investor sudah menunjukkan respons positif saat Jokowi terpilih menjadi presiden mengalahkan Prabowo Subianto. Investor sudah menunjukkan minat cukup besar berinvestasi di Indonesia.
Namun dengan kondisi perpolitikan Indonesia yang kurang stabil, investor hanya menunggu sampai Jokowi benar-benar dilantik sebagai presiden.
"Awalnya investor itu optimistis tinggi saat Jokowi terpilih tetapi situasi politik beberapa hari terakhir ini berubah," katanya.
Menurutnya saat ini para investor melihat aspek politik Indonesia sangat menjadi perhatian utama, bagi jaminan investasi mereka di Indonesia. Kekhawatiran investor lainnya, adalah dominannya kubu oposisi Prabowo di parlemen membuat adanya keraguan program-program Jokowi-JK berjalan mulus.
"Kita bicara capital market semua gampang terutama foreign direct investment itu. Tetapi kalau diganggu terus repot kita. Agak ada penurunan mereka bilang ada apa Indonesia," jelas Sofjan.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!