RNI, Dulu Perusahaan Milik Konglomerat yang Kini Jadi BUMN

Jakarta -Hari ini 12 Oktober 2014, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sudah berusia 50 tahun sebagai BUMN bidang perkebunan tebu, sawit, dan peternakan. RNI merupakan BUMN yang terbentuk hasil nasionalisasi dari perusahaan konglomerat Oei Tiong Ham, di zaman Presiden Soekarno.

PT RNI tidak lepas dari nama sebuah perusahaan perdagangan hasil bumi yang didirikan oleh Oei Tjien Sien dengan nama NV Handel My Kian Gwan bertempat di Semarang, Jawa Tengah pada 1 Maret 1863.


"RNI itu secara historis merupakan konglomerasi, yang latar belakangnya berbeda dari kebanyakan BUMN lainnya. Karena RNI korporasi yang dinasionalisasi yang bergerak di sektor pangan khususnya gula, trading, dan farmasi, dan bergerak properti," kata Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro kepada detikFinance, ditemui di kantornya, Kuningan, Minggu (12/10/2014)


Sebelum jadi RNI, perusahaan swasta di bawah Oei Tjien Sien menyerahkan estapet bisnis ke putranya yang bernama Oei Tiong Ham. Di bawah Oei Tiong Ham, 'embrio' RNI berkembang menjadi perusahaan holding. Bidang usahanya meliputi antara lain perdagangan, industri gula, perkebunan karet, industri farmasi, jasa keuangan, dan properti.


Setelah Tahun 1885 tampuk kepemimpinan diserahkan kepada generasi kedua keluarga pemilik Oei Tiong Ham, NV Handel bermetamorfosis menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC) sebuah Perusahaan konglomerasi bisnis pertama di Nusantara. Bahkan waktu itu Oei Tiong Ham disebut-sebut sebagai orang terkaya di Asia Tenggara.


Kemudian 1961 ketika Pemerintah mengambil alih perusahaan induk tersebut, selanjutnya pada tahun 1964 pemerintah menjual seluruh aset perusahaan dan dimasukkan sebagai penyertaan modal dalam pendirian PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indoneia (PT RNI) pada 12 Oktober 1964.


"Oei Tiong Ham, memiliki lahan berupa perkantoran, pabrik dan pergudangan, yang berada di kota-kota strategis di Indoensia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Malang, bahkan sampai ekspansi bisnis ke ASEAN," katanya.


Saat awal berdiri, PT RNI memiliki 10 Anak Perusahaan. Dalam perkembangannya, PT RNI sebagai Induk Perusahaan dan pemegang saham senantiasa melakukan kajian terhadap kinerja seluruh anak perusahaan.


Pada 2011, PT RNI menjadi sebuah induk perusahaan investasi dengan jumlah asset lebih dari Rp 5,09 triliun per 31 Desember 2011 dan Jaringan usaha tersebar di seluruh nusantara melalui 13 Anak Perusahaan dan tujuh afiliasi, mengoperasikan 48 Kantor Cabang dan 18 Unit produksi terdiri dari 10 Pabrik Gula, dua Pabrik Alkohol, satu Pabrik Farmasi, dua Pabrik Alat Kesehatan, dua Perkebunan Sawit serta satu perkebunan teh yang didukung oleh lebih dari 7.401 karyawan.


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!